Sebutkan 3 dampak pelaksanaan hak sebagai warga negara dimasyarakat
Mapel PPKn, Jenjang Sekolah Dasar
Jawaban:
mendapatkan hak sebagai warga negara.
mendapat keadilan.
mendapat hak hak dalam uud 1945.
Daftar Isi
Pertanyaan Baru di PPKn
Pada tanggal 15 Agustus 1945 terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Mengapa hal tersebut terjadi dan apakah dampaknya bagi Indonesia? Jelaskan!
PPKn, Sekolah Menengah Atas
Jawaban:
Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, namun pasukan Sekutu belum datang ke Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan
Nilai pada sila kelima Pancasila adalah a. ketuhanan b. kebersamaan c. sikap hemat d. persatuan
PPKn, Sekolah Dasar
Jawaban:
B. Kebersamaan
Semoga membantu, jadikan jawaban terbaik ya:)
Rangkumlah penjelasan pada masa orde baru
plis jangan ngarang bantu gue 🙂
PPKn, Sekolah Menengah Pertama
Penjelasan:
Orde Baru (sering kali disingkat Orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajarela.
Sebutkan 5 benua didunia
PPKn, Sekolah Menengah Pertama
Jawaban:
1.Benua afrika
2.Benua eropa
3.Benua asia
4.Benua australia
5.Benua antartika
Penjelasan:
Semoga membantu!!
Jawaban:
Benua Asia, Benua Eropa, Benua Afrika, Benua Antartika, Benua Australia
Penjelasan:
semoga membantu^^
Dampak dari kekosongan kekuasaan di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945
PPKn, Sekolah Menengah Atas
Jawaban:
Kekosongan kekuasaan di indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945 disebabkan karena Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, namun pasukan Sekutu belum datang ke Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan.
Jawaban:
Kekosongan kekuasaan di indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945 disebabkan karena Jepang sudah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, namun pasukan Sekutu belum datang ke Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan. Sehingga saat itu di Indonesia tidak ada pemerintahan yang berkuasa.
Pembahasan :
Setelah serangkaian kekalahan Jepang dalam pertempuran Perang Dunia II yang diikuti oleh pemboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945, pemerintahan Jepang melihat bahwa mereka tidak bisa lagi menghindari kekalahan dari pasukan Sekutu.
Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito membacakan pernyataan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu. Menyerahnya Jepang ini menyebabkan vacuum of power” atau kekosongan kekuasaan, sebab meski Jepang menyerah kepada Sekutu, pasukan Sekutu sendiri belum ada di sebagian besar wilayah Indonesia untuk mengambil alih kekuasaan.
Sutan Syahrir, yang mendengar berita ini mengambil kesimpulan bahwa Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaanya segera, untuk menghindari, untuk menghindari “vacuum of power” atau kekosongan kekuasaan yang lama. Ia juga melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memerdekakan Indonesia, sebelum pasukan Sekutu datang dan mengambil alih kekuasaan.
Menurut rencana, proklamasi akan dilakukan pada tanggal 24 September 1945, sesuai dengan keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk oleh Jepang. Namun, Sutan Sjahrir berpendapat bahwa proklamasi harus dilakukan segera, agar tidak dianggap hadiah dari Jepang, karena PPKI adalah badan bentukan Jepang.
Sutan Sjahrir meminta agar Sukarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Sukarno dan Hatta menolak usul ini.Akhirnya, para pemuda membawa Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok (Peristiwa Regasdengklok), dan meminta Soekarno dan Hatta bersedia menyatakan Proklamasi Kemerdekaan.
Setelah Ahmad Subarjo datang dan memastikan bahwa kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945, maka para pemuda bersedia melepaskan Soekarno dan Hatta beserta rombongannya untuk kembali ke Jakarta.
Akhirnya, proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat, yang saat ini dinamakan Jalan Proklamasi.Tempat ini merupakan kediaman Ir Sukarno.