Rima puisi adalah pengulangan bunyi, baik itu dalam larik ataupun baris puisi. Rima dalam puisi ini bisa ditampilkan melalui tekanan, perbedaan olah nada serta perpanjangan suara ketika membaca puisi.
Pada umumnya, rima puisi akan banyak ditemukan dalam puisi-puisi melayu dan jenis puisi angkatan bawah dengan bentuk yang hampir sama dengan pantun modern. Atau dengan kata lain memiliki bunyi yang sama dalam setiap pengulangan secara berselang.
Daftar Isi
Jenis-Jenis Rima Puisi Adalah?
Di bawah ini ialah beberapa jenis rima yang biasa dijumpai dalam puisi:
1. Rima Berdasarkan Bunyi
Berdasarkan bunyinya, rima terbagi menjadi 7 yakni:
- Rima sempurna yakni rima dengan akhir suku kata yang sama. Seperti contohnya yakni: pulang mati, palang hati.
- Rima tidak sempurna yakni rima yang hanya memiliki sebagian persamaan dalam suku katanya. Contohnya yakni pulang pagi, tukang sapi.
- Rima mutlak yakni jenis rima yang memiliki kesamaan bunyi dalam seluruh kata atau kalimatnya. Contohnya adalah:
Jalan-jalan ke padang datar
Mendapat rusa belang kaki
Anak kecil harus rajin belajar
Agar besok tua tidak dimaki
- Rima Terbuka adalah persamaan bunyi dengan huruf vokal yang terdapat pada akhir kata. Contoh: buka – luka
- Rima Tertutup
Rima tertutup ialah kebalikan atau lawan rima terbuka yang memiliki persamaan bunyi di akhir kata dengan huruf konsonan. Contoh: putih – bersih
- Rima Aliterasi
Rima aliterasi adalah persamaan jenis bunyi setiap awal kata dalam satu baris ataupun berlainan. Contoh: jangan engkau jauhkan hati
- Rima Asonansi
Rima asonansi merupakan jenis rima yang dirangkai dengan rangkaian kata berawalan vokal, baik dalam satu baris ataupun berlainan. Contoh: secupak – sesukat
- Rima Disonansi
Rima disonansi merupakan jenis rima yang memiliki rangkaian kata dengan kesan bunyi yang berlawanan. Contoh: tindak – tanduk, mondar – mandir.
2. Rima Berdasarkan Letak Kata dalam Baris
Berdasarkan letak kata dalam baris, rima terbagi menjadi 3 jenis yakni riwa awal, tengah dan akhir. Berikut ialah penjelasan beserta contohnya:
● Rima Awal
Rima awal merupakan persamaan bunyi yang terdapat di awal kata dalam setiap baris, baik itu berupa kata ataupun hanya kalimat saja. Contoh:
Dari mana layang-layang terbang
Dari atas sawah penuh dengan padi
Dari mana munculnya kasih sayang
Dari mata turun ke hati
● Rima Tengah
Rima tengah merupakan persamaan bunyi berupa kata-kata yang terdapat di tengah kalimat dalam setiap barisnya. Contoh:
Maka tidak terjalankan
Tindih tertindih kaki dulang
Maka tidak terkatakan
Kakak pemilih kata orang
● Rima Akhir
Rima akhir merupakan persamaan bunyi yang terletak di akhir baris ataupun kalimat. Contoh:
Sekejap mata berpesan
Padamu wahai awan
Itulah beberapa jenis rima berdasarkan bunyi dan letaknya dalam kalimat. Dari beberapa jenis rima tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga penggunaannya dalam puisi juga berbeda.
Perbedaan Rima dan Irama
Seperti yang telah disebutkan, rima puisi adalah pengulangan bunyi secara berselang, baik dalam baris ataupun larik puisi. Sedangkan Irama adalah pengulangan bunyi secara berulang yang telag tersusun rapi.
Dalam irama pada umumnya muncul pertentangan bunyi berupa nada tinggi rendah, panjang pendek yang mengalir dan membentuk suatu keindahan. Pembacaannya juga menekankan pada bunyi yang mirip dan kontras antara satu sama lain.
Dengan begitu, rima puisi adalah pengulangan bunyi yang tertuang dalam karya sastra. Sedangkan irama merupakan pengulangan bunyi dalam pembacaan karya sastra tersebut. Itu sebabnya, kedua hal ini memiliki keterkaitan.
Atau dengan kata lain, Irama dalam puisi bisa lahir karena adanya rima dalam puisi yang telah tersusun.
Demikianlah informasi terkait pengertian rima, jenis-jenisnya serta perbedaannya dengan irama. Melalui informasi di atas, pengetahuan akan bahasa Indonesia, khususnya materi rima dalam puisi akan semakin dikuasai.